1.Naturalisme
Naturalisme merupakan corak
atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai
dengan alam (nature). Obyek yang digambarkan diungkapkan seperti mata melihat.
Untuk memberikan kesan mirip diusahakan bentuk yang persis, ini artinya
proporsi, keseimbangan, perspektf, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat
mungkin sesuai mata kita melihat.
2. Realisme
Realisme adalah corak seni
rupa yang menggambarkan kenyataan yang benar-benar ada, artinya yang ditekankan
bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut.
3. Romantisme
Romantisme
merupakan corak dalam seni rupa yang berusaha menampilkan hal-hal yang
fantastic, irrasional, indah dan absurd. Aliran ini melukiskan cerita-cerita
romantis tentang tragedy yang dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan
dalam cerita romah. Penggambaran obyeknya lebih sedikit dari kenyataan, warna
yang lebih meriah, gerakan yang lebih lincah, pria yang lebih gagah, wanita
yang lebih
4. Impressionisme
Impressionisme merupakan corak seni
rupa yang lahir pada tahun 1874. Aliran ini mengutamakan kesan selintas dari
suatu obyek yang dilukiskan. Kesan itu didapat dari bantuan sinar matahari yang
merefleksi ke mata mereka. Mereka melukiskan dengan cepat karena perputaran matahari
dari timur ke barat. Karena itulah dalam lukisan impressionisme obyek yang
dihasilkan agak kabur dan tidak mendetail.
5. Ekspresionisme
Ekspresionisme
adalah aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas. Bebas dalam
menggali obyek yang timbul dari dunia batin ! Imajinasi dan perasaan.
Obyek-obyek yang dilukiskan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan,
kesedihan dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia.
6. Kubisme
Kubisme lahir pada saat
pameran retpektif Cezanne yakni pada tahun 1907. Corak ini menggambarkan alam
menjadi bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran,
silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak. Disini sei bukanlah peniruan
alam melainkan penempatan bentuk-bentuk geometris dari seniman kepada alam.
7. Fuvisme
Fuvisme merupakan nama yang dijuluki kepada sekelompok pelukis muda yang muncul
pada abad ke 20. Ciri khas seni lukisannya ialah warna-warna yang liar. Des
fauves dalam bahasa Perancis artinya binatang liar. Karena keliaran dari
warna-warna itulah oleh kritikus Perancis Louis Vauxelles dilontarkan dengan
nama Fauvisme
8.
Futurisme
Futurisme ialah
sebuah aliran seni lukis yang lahir pada tahun 1909. Aliran ini mengatakan
keindahan gerak dan dipandang sebagai pendobrak aliran Kubisme yang dianggap
statis dalam komposisi, garis dan pewarnaan. Futurisme mengabdikan diri pada
gerak sehingga pada lukisan anjing digambarkan berkaki lebih dari empat.
9. Surrealisme
Surrealisme pada awalnya
merupakan gerakan dalam sastra yang diketemukan oleh Apollinaire utuk menyebut
dramaya. Pada tahun 1024 dpakai oleh Andre Bizton untuk menyebutkan corak dalam
seni lukis. Dalam kreativitasya corak surrealis berusaha membebaskan diri dari
control kesadaran, menghendaki kebebasan yang selanjutnya ada kecenderungan
menuju kepada realistis namun masih dalam hubungan-hubungannya yang aneh.
10.
Abstraksionisme
Seni abstrak dalam seni lukis
ialah seni yang berusaha mengambil obyek yang berasal dari dunia batin. Obyek
itu bisa fantasi, imajinasi dan mungkin juga intuisi para seniman. Karena
timbul dari dalam batin. Tokohnya : Vladimir Tatlin, Antonic Pevner, Naum Gabo
dan A. Rodehenko. Alexander Calder karena patungnya dapat bergerak disebut
Mobilisme di Amerika patung yang dapat bergerak disebut Kinetic Sculpture.
Minimal Art juga termasuk dalam kelompok konstruktivisme. Seni ini lahir karena
situasi tehnologi industri yang tinggi dan karyanya cenderung kea rah
aristektual.
Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama
untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa
yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut
tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan
unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang
bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi
bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip
tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak
atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu
sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting
dari jumlah bagian-bagiannya.
2.2 Macam-macam Seni Rupa
1.Seni rupa murni
- Seni
lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian
yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari
menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan
film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang
digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji
tertentu kepada media yang digunakan.
- Seni
grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan
teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype,
prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak,
ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai
'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni
orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan ,
secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah:
plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu
digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih
banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap
hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah
salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah
edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan
diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
- Seni
patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan
tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).
- Seni
instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang,
menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk
pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam
persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer
diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks
visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang
memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan
interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah
rupa
- Seni
pertunjukan (Bahasa Inggris: performance art) adalah karya seni yang
melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si
seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni performance bisa
juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream
seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan
seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan'
(performing arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu
pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini
mulai beralih ke arah seni kontemporer.
- Seni
Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk
membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer.
Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip
fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni Vestonice adalah karya
keramik tertua yang pernah ditemukan.
- Seni
film
- Seni
koreografi
- Seni
fotografi
2. Desain
- Arsitektur adalah seni dan ilmu
dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur
mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari
level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain
produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut
- Disain
grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk
menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis,
teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol
yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan
fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada
proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan),
atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis
mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya
tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak
- Desain
industri (bahasa Inggris: Industrial design) adalah seni terapan di mana
estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu
barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau
gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis,
dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau
kerajinan tangan. Sebuah karya desain dianggap sebagai kekayaan
intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan kreatifitas dari
pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya oleh pemerintah melalui
Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri. Kriteria desain
industri adalah baru dan tidak melanggar agama, peraturan perundangan,
susila, dan ketertiban umum. Jangka waktu perlindungan untuk desain
industri adalah 10 tahun
- Desain
Interior
- Desain Busana
3.Kriya
- Kriya tekstil
- Kriya kayu
- Kriya keramik
- Kriya rotan
2.3 Sejarah Seni Rupa pada Zaman
Klasik
Perkembangan seni rupa zaman klasik
didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan. Kepercayaan yang hidup
pada zaman prasejarah berkembang pesat pada zaman klasik.Kepercayaan
awal pemujaan terhadap arwah (roh nenek
moyang) berkembang menjadi kepercayaan kepada para dewa. Kebutuhan
sarana ibadah baik bentuk dewa maupun tempat
peribadatan menjadi alasan mereka menciptakan karya seni rupa, berupa
kuil, candi, vihara, dan patung-patung perwujudan dari dewa dan dewi, serta
piramid. Didorong oleh perkembangan ilmu dan teknologi, serta ditemukannya
bahan logam, menjadikan karya-karya mereka mencapai tahap perkembangan yang
dapat mencapai puncak (klasik).
Seni rupa pada zaman klasik ini di
seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani, Romawi, Mesir, India,
Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak pada waktu. Bisa diambil
Seni Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa.
Fir’aunsebagai raja yang dipercaya
turunan dewa, maka setelah meninggal
dipatungkan dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah mati
bukan sekedar dipatungkan, tetapi juga dibuat mummi (mayat
yang diawetkan). Mummi ini didasari atas
kepercayaan bahwa manusia setelah mati rohnya akan bersemayam
melindungi manusia yang hidup asalkan jasadnya diawetkan. Kebutuhan
kepercayaan itulah maka dibuat mummi. Karya seni bentuk lain adalah piramid.
Piramid adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini merupakan karya klasik dan
monumental.
Pada bagian tempat menyimpan mummi, didalam piramid dibuat
kamar (cela): Pada Dinding cela ini digambarkan si mati ketika semasa hidupnya
dan kendaraan kapal sebagai kendaran roh si mati menuju nirwana. Karya seni
rupa yang lahir adalah relief. Di depan piramid dibangun pintu gerbag (pylon)
yang diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat dari batu utuh dengan
ketinggian puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung yang berbadan singa
berkepala manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis.
Piramid, patung, tugu, dan sphink, serta
mummi adalah karya seni rupa yang mencapai tahap
klasik (puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan
kepercayaan. Contoh lain seni rupa klasik yang lahir di Yunani dan Romawi.
Karya seni rupa mereka mencapai klasik sebab menciptakan karya-karya yang
monumental seperti kuil, patung dewa dewi, dan tempat olahraga olimpiade.
Karya-karya mereka pun lahir didasari oleh
kebutuhan kepercayaan kepada para dewa. Dewa-dewa diciptakan
dalam bentuk patung manusia yang sempurna dalam bentuk fisik (idial). Lahirlah
patung dewa Zeus, Dewa Appolo, Dewa Olahraga, dan dewa - dewa lainnya dalam
bentuk patung yang menggunakan bahan batu, logam dan emas. Ketelitian,
keuletan, kesungguhan dalam membuat patung sangat telliti dan tinggi, sehingga
melahirkan karya-karya patung yang sempurna (klasik).
Selain patung seni rupa yang didasari kepercayaan terhadap
dewa ini berupa sarana ibadah atau kuil. Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik
sebab didukung oleh tiang-tiang yang indah dan dihiasi dengan patung-patung
dewa dan relief yang agung. Karena teknik yang tinggi dan kecermatan yang luar
biasa, maka terciptalah kuil-kuil yang monumental (klasik). Seni klasik yang
lahir di Indonesia, didasari oleh kepercayaan agama Hindu dan Budha. Ajaran
agama Hindu yang percaya kepada para Dewa melahirkan perwujudan dewa-dewa dalam
bentuk patung, dewa syiwa, dan brahma. Raja dianggap sebagai turunan dewa, maka
raja biasanya dipatungkan dalam wujud dewa.
Tempat pemakaman para raja biasanya dibuatkan bangunan
candi asal kata dari Candika (Dewa Kematian). Dinding bangunan candi dihias
dengan relief yang berisi ajaran agama. Patung, relief dan candi yang dibangun
untuk kebutuhan kepercayaan di Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental
seperti Candi Prambanan, Borobudur dan Penataran.
2.4 Pengertian Seni Lukis
Seni
lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek
tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa
saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa
dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam,
dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
2.5 Sejarah umum seni lukis
Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar.Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada
dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian
penting dari kehidupan.Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya.Salah satu
teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya
dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna.Hasilnya adalah
jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih
bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan
selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa
lain seperti seni patung dan seni
keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan
dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas.Dalam pendidikan seni rupa modern
di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam
karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak
selalu serupa dengan aslinya.Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman
si pelukis terhadap objeknya.Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan
dengan ukuran tanduk asli.Pencitraan ini dipengaruhi
oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling
mengesankan dari seekor banteng.Karena itu, citra mengenai satu macam objek
menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang
tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak
menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar
dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur
sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya.
Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus
melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli.Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan
menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
·
Mistisme (sebagai akibat belum
berkembangnya agama)
Di zaman ini lukisan dimaksudkan
untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam.Hal ini sebagai
akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis
mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya
pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis
mengalami penjauhan dari ilmu
pengetahuan.Ilmu
pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari
pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak
lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini
lebih berupa simbolisme, bukan realisme.Sehingga sulit
sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan
untuk alat propaganda dan religi.Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan
dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang
"benar" dari benda).
Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kotaFirenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis)
yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze
terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak
sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya
dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi
dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang
dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke
seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
2.6
Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.Kecenderungan seni
rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia
ikut mengembangkan aliran ini.
Raden
Saleh Syarif Bustaman
adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis
gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian
melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang
pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera
Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti
zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang
sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari
tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan".Objek yang
berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang
mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi
musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu.Selain itu, alat lukis
seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia
cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang
bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa
1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik
tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.Lukisan tidak lagi dianggap
sebagai penyampai pesan dan alat propaganda.Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang
belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan
modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni
kontemporer,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni
sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi”
sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan
berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi
terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
2.7 Aliran-Aliran Seni Lukis
1. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya.Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni.Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah
riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan individualisasi
dan isolasi diri.Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan
modern.Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini menggambarkan
Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga
anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya
menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk
kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat
atas tanggung jawabnya terhadap Negara.J.L. David merupakan pelopor aliran
Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan
disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a.Lukisan terikat pada norma-norma
intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan
harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat
bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan
agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh penerus J.L. David dalam
Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867)
2. Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.
Lukisan-lukisan romantik cenderung
menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan
seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan
Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
a.Lukisan mengandung cerita yang dahsyat
dan emosional.
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh
perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokhnya antara lain :
a.Eugene Delacroix
b.Theodore Gericault
c.Jean Baptiste
d.Jean Francois Millet
Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis mengatakan :
“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU
AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan
kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan
apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi
atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa
lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.Lukisan-lukisan Courbet selalu
menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan
Honore Daumier.
4. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya.Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati Realisme.Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun.Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail.Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya.Seorang tokoh impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita,
baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana.Lukisan impresionis sangat
dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio.Lukisan
impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya
efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya : Eduard Manet, Claude
Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
6. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai
tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan bentuk-bentuk objek.Mereka mulai
menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga muncullah aliran
ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak
kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul
Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme
merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah
suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W .Kandinsky, dan Edvard Munch.
7. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar.Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya.Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.
Tokoh-tokohnya Antara lain Henr y Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
8. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh
konsep Paul Cezanne yang mengatakanbahwa bentuk dasar dari segala bentuk adalah
silinder , bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi oleh
perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso
menjadi insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris
digunakan oleh Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk
germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh
lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
9. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu obyek.Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
Abstrak kubistis.
Yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni
seperti lingkaran kubus dan segi tiga
Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913] .Abstrak Nonfiguratif yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913] .Abstrak Nonfiguratif yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
10. Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan seperti,pesta arak-arakan, perang dll.
Tokoh aliran ini antara lain :
Carlo Carra , Buido Severini,
Umbirto Boccioni dan F.T Marineti.
11. Aliran dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya.Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku.Ciri aliran ini sinis, nihil dan berusaha meleyapkan ilusi.Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama yg tak kunjung berhenti.
Perang yg tak kunjung padam memberi kesan
hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka bumi, sehinga pandangan
dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan
Tzara, Maron Janco dll.
Raden
Saleh , 1837, "Kapal Dilanda Badai"
97
x 74 cm
Cat
minyak pada kanvas
Lukisan karya Raden Saleh yang berjudul “kapal dilanda Badai” ini dibuat tahun 1837. Lukisan ini berukuran 97 x 74 cm yang di garap dengan menggunkan cat minyak pada kanvas. Pada lukisan ini terlihat subjek yang dihadirkan yaitu dua buah kapal yang berada di tengah lautan. . Dalm lukisan ini pula Raden Saleh pula menghadirkan keadaan dari keadaan laut yang sedang dilanda Badai yang besar serta dua buah kapal yang terombang-ambing terbawa ombak lautan.
Sang maestro
mengahdirkan lukisan dengan tampak realistis, dapat dilihat dengan bentuk yang
sama seperti aslinya. Baik dari karakteristik lautan sampai bentuk dan rupa
kapalnya. Subjek matter pada lukisan ini yaitu dua buah kapal digarap dengan
menggunakan warna coklat kekuningan, hal ini dimaksudkan agar warna yang
didapatkan sama seperti warna kayu pada kenyataannya. Kemudian warna yang
digunakan pada laut yaitu warna abu-abu dan sedikit putih sebagi pencahayaan.
Selain itu terdapat objek batu karang yang digarap secara realistis juga
seolah-olah seniman menghadirkan suasana yang realistis pada kanvas. Selain itu
itu untuk mendukung suasana yang mencekam Raden Saleh menambahkan warna
background yang cenderung gelap, berwarna abu-abu kehitaman dengan sedikit langit yang
masih biru. Lukisan ini sangat proporsi sekali terlihat dari penggarapan subjek
yang memiliki perbandingan seperti pada kenyataannya. Terdapat irama yang
menarik pada lukisan ini yaitu bentuk dari air laut yang mengombak serta bentuk
awan yang hitam dan gelap.
Lukisan
merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romantisme. Dalam aliran ini
seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing
antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia
nyata yang rumit dan terpecah-pecah. Dari petualangan penghayatan itu, seniman
cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis dan emosional. Namun
demikian, para seniman Romantisme sering juga berkarya berdasarkan pada
kenyataan aktual.
Dalam
lukisan “Kapal Dilanda Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh
mengungkapkan perjuangan yang dramatis, yakni dua buah kapal dalam hempasan
badai dahsyat di tengah lautan. Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan
awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.
Dari sudut atas, secercah sinar matahari yang memantul ke arah gulungan ombak,
hal ini lebih memberi tekanan suasana yang dramatis.
Menurut seorang kritikus seni karya
Raden Saleh ini merupakan karya yang sangat luar biasa, karena dilihat dari
teknik penggarapan yang realistis secara keseluruhan menimbulkan rasa takjub
ketika melihat dan mengapresiasi karya ini. Selain itu
yang menjadikan lukisan ini hebat yaitu pemilihan subjek matter yang
dihadirkan secara dramatis seolah-olah apresiator bisa merasakan
langsung suasana yang terjadi pada lukisan ini.
Komentar
Posting Komentar